Headlines News :
Home » » Hati - Hati Antikris Bertopeng

Hati - Hati Antikris Bertopeng

Written By Raid Indra Wendi on Minggu, 26 Mei 2013 | Minggu, Mei 26, 2013

“Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu, atau bilangan namanya. Yang penting di sini adalah hikmat, barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah 666 “ (Wahyu 13: 16-18).

BEREDARNYA microchip  Mondex dengan  tanda  “666” dianggap oleh sebagian umat sebagai teknologi dari kelompok antikris, yang tujuannya untuk menguasai manusia agar tunduk dalam kekuasaan kelompok ini. Microchip mondex yang ditanamkan di dalam tubuh manusia menjadi alat untuk mengontrol terhadap para pemakainya, ini memberi keyakinan bahwa telah terjadi penggenapan terhadap Wahyu 13:16-18, seperti dikutip di awal tulisan ini. Benarkah?

Pdt Sukanto Limbong mengartikan angka 666 dalam Wahyu 13:16-18, sebagai salah satu bahasa simbol yang dipakai untuk kuasa gelap, penguasa yang bengis. Simbol ini sengaja dipakai untuk mempermudah komunikasi dan pemahaman orang percaya pada waktu itu, yang sedang mengalami tekanan yang sangat luar biasa dari musuh-musuh. Untuk itu, “Jangan jadikan Wahyu 13:18 menen-tukan nasib dari setiap angka 666 yang lain,” cetus pendeta lulusan Sekolah Tinggi Teologi (STT)  HKBP Nommensen, Pematang Siantar, Sumatera Utara, bidang Perjanjian Lama ini.

Berbeda dengan Pdt. Yuda D Mailool yang berpendapat bahwa angka 666 itu memiliki fungsi sebagai alat transaksi, untuk menjual dan membeli. Artinya Angka 666 itu fungsinya seperti uang, dalam konteks saat ini. Dalam masa pemerintahan antikris, atau masa kesusahan, tidak akan ada lagi uang. Uang telah diganti dengan alat transaksi lain, yaitu angka chip 666. “Angka 666 disebut sebagai angka binatang, ini nanti setelah rapture (pengangkatan),” tambah pendeta lulusan STT Inalta, Jakarta ini meyakinkan.

Sementara itu, dengan santai dan penuh tawa, Ev. Yuzo Adhinarta, dosen Theologi Sistematika Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia (STTRII), Jakarta, menanggapi, bahwa jika antikris menggunakan angka 666 yang sudah diketahui orang banyak terlebih dahulu, maka antikris yang sedemikian pastilah  kurang cerdik. Alasan Yuzo, “Penghasut yang lihai tidak akan menghasut terang-terangan, bukan? Maling berteriak maling itu banyak kali terjadi, tapi maling yang memberitahukan kapan dia akan beraksi dan tanda-tanda yang dia kenakan ketika beraksi itu adalah maling yang bodoh”.
Bilangan “666” merupakan “tanda” yang diberikan oleh “binatang” (Wahyu 13:15) kepada mereka yang menyembah dan mengikutinya. Binatang ini dikatakan keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba. Artinya dia adalah roh antikris yang memalsukan Kristus, tampil seperti Kristus tapi tidak membawa orang kepada Kristus, melainkan untuk menyembah dirinya sendiri. 

Lambang kegagalan

 “Binatang” tersebut adalah roh antikris yang melawan Allah, menolak Kristus, dan menganiaya Kristus serta para pengikut-Nya, di mana pun dan kapan pun dia beraksi. Dan setiap orang yang terhasut dan menyembahnya akan diberi tanda bilangan tersebut. Dan tanda bilangan tersebut diberikan di “dahi” sebenarnya menunjukkan bahwa orang yang memiliki tanda tersebut mengikut dan menyembah sang antikris dengan pikiran, filsafat, dan alam rasionya, sedangkan di “tangan kanan” bisa diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, praktek bisnis, dan apa pun buah tangan orang yang hidupnya menyembah dan mengikut antikris. 

Sedangkan angka “6” itu adalah bilangan yang tidak pernah mencapai “7”. Jika “7” adalah bilangan yang melambangkan kesempurnaan di dalam Alkitab, maka “6” adalah bilangan yang melambangkan kegagalan, “miss the mark” (hamartia). Simbol “666” artinya “kegagalan demi kegagalan.” Ini adalah tanda bahwa karya si jahat tidak akan pernah mencapai kesempurnaan dan akan selalu gagal di dalam sejarah.

Yuzo mengatakan bah-wa ada banyak tafsiran yang atraktif dan heboh berkaitan dengan bilangan “666” ini, yang ke-banyakan berusaha mengidentikkan bilangan tersebut dengan gerakan, kuasa, atau individu tertentu yang pernah hadir dalam sejarah. “Mungkin microchip Mondex adalah model terbaru dari penafsiran semacam ini. Tapi penafsiran semacam ini gagal melihat bahwa realitas antikris itu bukan hanya satu, melainkan banyak, dan bahwa setiap antikris memiliki cara yang beragam, dan tidak bisa diidentikkan dengan satu tanda saja. Jadi yang penting di sini adalah makna dari tanda tersebut, dan bukan identifikasi tanda tersebut,” ungkap direktur program master teologi STTRII ini.
Lidya
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Design Website | GBTKAOKRB | Raid Indra W
Copyright © 2011. SAHABAT DOA KRISTEN - RPL
Design Template By Creating Website Published by Raid Indra Wendi
Telp +62812 7554 8893